Senin, 26 Desember 2011

NANGGULAN, SENDANGAGUNG, MINGGIR ,SLEMAN

Letaknya jauh di ujung barat Kabupaten Sleman. Sekitar 20 Km dari pusat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk menjangkaunya cukup mudah jika Anda menempuh jalan dari Tugu Yogyakarta. Dengan mengikuti jalan lurus ke Barat, dan setelah melewati setidaknya 8 trafic light, sebelum jembatan Kebonagung 1 (Jembatan Ngapak) mengambil arah kanan, Anda akan menemukan Dusun Nanggulan. Tepatnya, Dusun Nanggulan, Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.
Dusun yang masih menyimpan keasrian dengan suasana pedesaan. Hamparan sawah mengelilingi. Jika Anda mengedarkan pandang ke barat, akan tampak panorama Pegunungan Menoreh yang membujur dari utara ke selatan. Di sebelah barat dusun membentang Sungai Progo dengan segala kekhasannya. Batu-batu yang besar dengan pasir menghitam berserakan di tepian. Dan Air yang jernih. Atau ikan-ikannya yang terkenal lezat untuk disantap.
Bagi generasi kini, tidak banyak yang tahu bahwa dusun ini menyimpan sejarah penting dalam perjuangan bangsa Indonesia. Terutama pada awal masa kemerdekaan. Dusun ini hanya dipandang sama seperti dusun-dusun lain yang tidak penting untuk diceritakan. Barangkali bagi generasi kini Nanggulan hanya dikenal sebagai dusun yang termasuk maju dalam beberapa hal pada lingkup tertentu.
Dengan luas wilayah yang termasuk terluas di Sendangagung, Nanggulan memang memiliki beberapa keunggulan. Jumlah penduduknya lebih dari 500 orang atau kurang lebih 200 KK. Terbagi dalam 6 Rt dan 3 Rw. Dengan jumlah itu pemenuhan SDM untuk berbagai kegiatan pun cukup terbantu. Misal dalam berbagai lomba keagamaan, kesenian atau olah raga cukup mudah untuk memilih wakil yang dianggap terbaik. Tidak heran bila dalam lingkup Desa/Kecamatan, Nanggulan sering mendapatkan prestasi lumayan.
Dari segi pembinaan SDM juga demikian. Salah satu aset yang sangat berharga adalah adanya SD Sendangagung, yang konon dulunya dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Termasuk SD tertua yang ada di Kecamatan Minggir. Pun dalam bidang pendidikan keagamaan, Nanggulan memiliki 1 masjid dan 2 mushalla. Yakni, Masjid Sabilul Muttaqin, Mushalla Al Baqarah dan Mushalla Nurul Huda. Sedangan kegiatan keagamaan yang ada yakni: TPA/Madrasah Sabilul Muttaqin, Pengajian Remaja Masjid (setiap malam jumat), Pengajian Yasinan untuk bapak-bapak (setiap malam Jumat), pengajian Yasinan ibu-ibu (setiap malam jumat), pengajian rutin bulanan bapak-bapak (setiap tanggal 10-an), pengajian padang bulan khusus ibu-ibu (setiap tanggal 15 hijriyah) dan pengajian lain yang bersifat insidental. Semua itu dilakukan dengan harapan Nanggulan dapat menjadi the religious village, sehingga tercipta ketentraman dan kedamaian hidup.

Nanggulan dalam Sejarah Perjuangan Bangsa
       Pada awal-awal kemerdekaan Dusun Nanggulan pernah menjadi salah satu tempat untuk pendidikan bagi calon anggota Kepolisian Republik Indonesia. Menurut pelaku sejarah yang sempat kami wawancarai. Pada waktu itu kepolisian dan masyarakat sekitar saling bantu-membantu agar pendidikan bagi anggota polisi dapat berjalan dengan baik. Sehingga mereka rela menyumbangkan bahan makanan atau yang lainnya.
Satu hal yang cukup unik adalah pada waktu itu minim sekali para pemuda yang bersedia menjadi polisi, sangat berbeda dengan saat ini. Tidak heran bila pada waktu itu beberapa calon yang semula dianggap tidak lolos seleksi akhirnya dipanggil kembali untuk mengikuti pendidikan. Ketidakbersediaan para pemuda atau masyarakat saat itu dapat dipahami karena tugas polisi memang berat. Mereka tidak hanya berkewajiban menjaga keamanan negara tetapi juga turut serta bersama TNI mempertahankan kemerdekaan. Tidak heran jika satu waktu mereka ditempatkan di barisan depan, berhadapan langsung dengan serdadu Belanda.
Keunikan yang lain, entah disengaja atau tidak saat ini Dusun Nanggulan juga termasuk salah satu Dusun dengan warga yang menjadi Polisi cukup banyak. Baik yang berdinas di lingkungan POLDA DIY maupun di luar daerah.
Salah satu peninggalan sejarah yang dapat disaksikan sampai kini adalah, sebuah rumah joglo di Dusun Nanggulan yang dahulu merupakan komplek tempat pendidikan. Peninggalan yang lain dapat juga disaksikan di Monumen Yogya Kembali, berupa seperangkat meja-kursi dan senthir (lampu minyak) yang dahulu digunakan pada masa pendidikan Polri di Nanggulan. Meja dan senthir tersebut disumbangkan ke Monumen Yogya Kembali oleh keluarga R. Sukapsir Martobronto, yang juga saat ini menempati komplek rumah joglo tersebut.
Sebagai hadiah, sebetulnya kepolisian RI pernah memberikan bantuan berupa pembangunan prasasti yang kemudian diwujudkan dalam bentuk Gedung Serbaguna, dan agar lebih bermanfaat bagi orang banyak, akhirnya Gedung itu dibangun di pusat kalurahan Sendangagung. Sehingga tidak heran sampai sekarang Anda tidak akan menemukan prasasti apapun di Dusun Nanggulan yang menandakan bahwa di sana pernah menjadi tempat pendidikan anggota POLRI. Menjadi bagian dari sejarah POLRI dan juga bangsa Indonesia.
Itulah, Dusun Nanggulan. Dusun bersejarah yang terlupakan.

(Sumber: real moslem generation,remassa313)

PELUANG USAHA BUDI DAYA JAMUR TIRAM

Sejak dekade 1980-an dibeberapa kawasan pulau Jawa sudah banyak berdiri pertanian dan perusahaan jamur konsumsi. Adapun jenis jamur kayu yang banyak diusahakan adalah seperti jamur tiram (pleuretus spp), kuping (hiratake, lember) dan shiitake. Khusus untuk jamur tiram saat ini peluang usahanya terbuka luas karena bibit unggul dalam bentuk botol maupun log sudah banyak tersedia.
Selain itu banyak petani ataupun pengusaha yang saat ini menjual log siap tanam dengan harga relatif murah sehingga membuka peluang bagi para pemula yang ingin terjun dalan usaha ini dengan modal yang tidak terlalu besar. Dengan cara menyewa kumbung kepada petani dan membeli log siap tanam menjadi pilihan terbaik bagi pemula yang ingin mendalami budidaya ini. Adapun keuntungan dari hal tsb adalag sbb:
1. Total investasi awal tidak terlalu besar karena tidak harus membeli / menyewa tanah, mendirikan kumbung, fasilitas air listrik dan membeli peralatan pengukusan
2. Terhindar dari kemungkinan kegagalan akibat gagal tumbuh miselia karena umumnya penjual log akan memberikan penjaminan penggantian log yang gagal tumbuh dengan range variasi yang berbeda (umumnya tingkat kegagalan yang ditolerir adalah 10%, diatas itu akan dilakukan penggantian)
3. Tenaga terampil untuk mengurusi kumbung sudah tersedia sehingga kemungkinan keberhasilan budidaya tinggi.
4. Disentra-sentra budidaya jamur sudah tersedia sistem pemasaran hasil panen sehingga tidak perlu repot untuk pemasaran hasil panen dengan harga yang stabil
5. Bisa menjadi usaha sampingan yang menjajikan karena bisa dilakukan pada waktu luang toh semua proses dari pembuatan log hingga pemasaran sudah ada tenaga ahli yang menanganinya.

Kamis, 22 Desember 2011

Corblok jalan tembus

Tanggal 24 Juli 2011 warga RT 06 mengadakan kerja bakti pembuatan corblok jalan tembus yang membentang dari utara ke selatan sepanjang 200 meter, lebar 1 meter
Seluruh warga RT 06 turun semua, laki-perempuan, tua-muda, besar-kecil, semua kerja bakti, mengangkat pasir, koral, adukan semen, dll. Kerja bakti mulai pukul 08.00 dan selesai tepat pukul 11.30. Untuk adukan semen kita menyewa mesin molen sehingga lebih cepat proses pengadukannya. Pembuatan corblok ini menghabiskan bahan2, 1.5 rit grosok, 23 zak semen. Untuk konsumsi disediakan oleh warga RT 06. Adapun dana yang dikeluarkan sekitar 1,7 juta rupiah yang diperoleh dari swadaya masyarakat dan dana gotong royong dari pemerintah kabupaten.
inilah hasil kerja bakti
tua muda, laki perempuan,
kerja semua



istirahat sambil minum2




Minggu, 18 Desember 2011

Mushola Nur-Huda


Mushola Nur Huda yang penuh dengan jamaah pada bulan Ramadhan dan seringkali digunakan untuk pengajian-pengajian, kondisinya saat ini perlu direnovasi dan tambahan bangunan diantaranya tempat wudhu dan kamar mandi. Sementara ini untuk wudhu menggunakan padasan (gentong besar).
Para jamaah yang mengadakan kegiatan-kegiatan di mushola ini selalu kepanasan (gerah) karena mushola ini memang tidak berjendela, hanya terdapat angin-angin dari roster. Di samping itu di dalam mushola seringkali kotor banyak debu, karena belum ada plafon.
Oleh karena itu untuk menjadikan mushola ini nyaman bila digunakan untuk ibadah dan kegiatan lainnya kami pengurus mushola bermaksud untuk membuat jendela sehingga jamaah tidak kepanasan (gerah) dalam menjalankan ibadah, membuat plafon internit supaya dalam mushola tidak kotor, dan pembuatan tempat wudhu dan kamar mandi. Berdasarkan perhitungan dan perkiraan anggaran untuk renovasi dan pembuatan tempat wudhu dan kamar mandi sebesar Rp. 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) Sumber dana untuk renovasi dan pembuatan tempat wudhu dan kamar mandi adalah dari para jamaah dan saat ini sudah terkumpul Rp. 2.780.000,- (dua juta tujuh ratus delapan puluh ribu rupiah) sehingga masih ada kekurangan dana sebesar Rp.9.220.000,- ( Sembilan juta dua ratus dua puluh ribu rupiah ). Barangkali ada yang terketuk hatinya dan berkenan untuk beramal dengan memberikan sedikit rejekinya untuk membantu renovasi mushola kami, dan untuk itu diucapkan banyak terima kasih, semoga amalnya mendapatkan balasan dari Allah swt. Amin

PROFIL RT06 RW32 NANGGULAN SENDANGAGUNG MINGGIR SLEMAN

Nanggulan, merupakan salah satu pedukuhan dari kelurahan Sendangagung, Kecamatan Minggir. Kabupaten Sleman, yang dipimpin oleh seorang dukuh yang terkenal dengan nama Susardi yang membawahi 3 RW, 6 RT
Penduduk/warga Nanggulan RT 06 RW 32  terdiri dari 30 KK dengan jumlah 110 orang, dan mayoritas penduduknya sudah tua. Sebagian besar warga rt 06 bermata pencaharian sebagai petani dan ada pula pegawai/karyawan, guru, dan dosen.
RT 06 baru saja mengadakan pemilihan ketua RT, karena masa jabatan ketua rt sudah habis. Pemilihan jabatan ketua rt dilakukan pada hari minggu kliwon, tanggal 18 Desember 2011 jam 08.00 wib. Undangan yang disebar sebanyak 75 undangan, dan yang datang sekitar 51 undangan dan ini sudah memenuhi quorum.  Calon yang dipilih ada 2 orang, yaitu jiworejo yang merupakan ketua rt yang lama, dan wakijan. Setelah dilakukan pengundian/pemilihan, ternyata jabatan ketua rt 06 yang baru adalah sdr. Wakijan. 
Di wilayah RT 06 mempunyai mushola yang diberi nama Mushola Nur-Huda dan juga SD Negeri Sendangagung..
Pada th 2008, padukuhan Nanggulan mendapat bantuan 1000 bibit tanaman yang terdiri dari tanaman klengkeng pimpong, srikaya jumbo, dan jambu biji jumbo non biji. Bantuan ini dari Garuda Indonesian Airways atas rekomendasi dr Aliansi Perempuan untuk Pembangunan Berkelanjutan (APPB) dan upacara penyerahan bibit tanaman dilakukan di wilayah RT 06
Di samping itu, warga RT 06 akan mencoba untuk budi daya jamur